a) Prinsip Kerja
Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi
faraday. Menurut hukum ini suatu gaya
listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding dengan
perubahan persatuan waktu dari pada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh
garis lengkung itu.
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan
hukum Lorenz.
Dasar dari teori transformator sebagai berikut: Arus listrik bolak balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu berubah menjadi magnit dan
apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.
b) Pengertian Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga
listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik
transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi.
Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara
maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari
suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik
mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan
sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan
harus mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu
diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan
menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa
disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20
kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator
70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di
sisi netral 20 kV nya.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi/pemakaian
seperti:
1) Transformator Mesin (Pembangkit).
2) Tarnsformator Gardu Induk.
3) Transformator Distribusi
Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas
dan Tegangan seperti:
1) Transformator besar
2) Transformator sedang
3) Transformator kecil.
2. Konstruksi Bagian-bagian Transformator
a. Bagian Utama
1) Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2) Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain.
Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
Gambar 7. Kumparan Phasa RST.
3) Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo
tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan
media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
3. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar
melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator,
yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki trafo.
Gambar 8. Contoh Bushing Transformator
4. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam
minyak trafo berada (di tempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian
minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Gambar 9. Konservator Trafo
b. Peralatan Bantu
1) Pendingin Transformator
Transformator umumnya diisi minyak sebagai bahan
isolasi antara kumparan dengan kumparan dan kumparan dengan kaki.
Transformator tenaga umumnya dilengkapi dengan
sistem pendingin, yang dimaksudkan agar trafo dapat bekerja sesuai rating yang
tertera pada spesifikasinya. Trafo yang dilengkapi pendingin adalah yang
berkapasitas di atas 10 MVA. Tipe pendingin trafo adalah secara alami dan
paksaan, yaitu menggunakan riben (sirip), radiator dan bantuan motor untuk
mengembus udara. Banyaknya riben atau motor-motor yang terpasang sesuai dengan
kapasitas trafo dan permukaan yang didinginkan.
Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum
dibebani akan timbul rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut
panas, namun panas yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani
maka kumparan dan minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan
kenaikan bebannya. Panas yang timbul pada kumparan akan diteruskan secara
konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai pendingin. Baik kumparan
maupun minyak trafo mempunyai batas-batas operasi panas yang diijinkan. Isolasi
kumparan yang terdiri dari kertas kraft mempunyai batas panas yang diijinkan
sesuai dengan klas isolasi spesifikasi trafo. Demikian juga minyak isolasi
trafo mempunyai batas panas yang diijinkan. Apabila panas-panas tersebut
dilampaui maka isolasi akan rusak dan secara keseluruhan transformator tersebut
akan rusak. Panas tersebut harus direduksi dengan memasang sistem pendingin
yaitu: riben, radiator kipas-kipas dan pompa minyak.
(a) Pendingin Dengan Riben
Transformator dengan kapasitas 10 sampai dengan 30
MVA menggunakan riben atau sirip-sirip sebagai pendingin. Minyak panas yang
ditimbulkan oleh panas kumparan akan terjadi pada bagian atas trafo sementara
minyak yang dingin berada di bawah bagian trafo. Kondisi ini secara alami akan
mengalir dari bawah trafo dan diteruskan melalui riben atau sirip pendingin,
yang dirancang sedemikian sehingga minyak panas yang melalui riben akan
didinginkan oleh aliran udara luar.
(b) Pendingin Menggunakan Kipas
Transformator dengan kapasitas lebih dari 30 MVA
biasanya dilengkapi dengan riben kipas pendingin, radiator dan pompa minyak.
· Menggunakan Riben dan Kipas
Minyak trafo panas yang dialirkan melalui riben
seperti yang dijelaskan di atas akan dihembus dengan udara dari kipas
pendingin, baik secara vertikal ataupun horizontal sehingga minyak panas
sebelum masuk kedalam trafo telah didinginkan dengan udara luar dengan bantuan
kipas angin.
· Menggunakan adiator dan Kipas Pendingin
Minyak panas dari dalam trafo dipompa dengan motor
pompa minyak dialirkan melalui radiator-radiator dan pada bagian depan radiator
terpasang kipas-kipas pendingin yang akan menarik udara panas yang ditimbulkan
oleh minyak panas ke udara luar dan dari sela-sela radiator akan mengalir udara
segar yang akan mendinginkan minyak trafo.
Gambar 10. Pendingin Sirip dan Kipas
2) Pengaruh Panas pada Transformator
Panas lebih pada trafo adalah sangat merusak
pengaruhnya baik pada sistem solasi maupun minyak trafo. Besi maupun tembaga
umumnya tidak berpengaruh.
(a) Kertas Selulose
Material isolasi dapat menciut dan sangat rapuh.
Pengaruh sekunder dari panas lebih juga sangat penting misalnya produksi gas
dan free water pada waktu terjadi dekomposisi dari material pressboard dan
kertas. Jika ada free water yang tersisa selanjutnya akan mempercepat proses
degradasi isolasi. Jika terdapat gasses selama dekomposisi tak dapat keluar dari
winding gelembung-gelembung dapat terkumpul pada daerah tekanan listrik yang
tinggi, akan memindahkan minyak (displace oil) dan akan memberikan kerusakan
sebelum waktunya (premature failure). Oleh karena itu sejak transformator tidak
tahan terhadap hubung singkat, tegangan impulse, switching surge, beban lebih
dari transformator harus dibatasi dari hot spot temperatur tidak lebih dari 1400C.
(b) Minyak Mineral
Mengingat lagi aturan untuk kertas selulose sebagai
“80 C” sementara minyak trafo beroperasi pada “100 C”.
Pemilik atau operator harus berpendapat dua temperatur kritis yaitu 1500 C
dan 1100 C untuk isolasi padat dan 600 C untuk isolasi
minyak trafo.
Umur minyak trafo yang berguna dapat diharapkan jika
temperatur minyak bagian atas tidak lebih dari 600 C. Harapan umur
berguna minyak trafo kondisi energize dapat mencapai 20 tahun sebelum mencapai
titik kritis jumlah kandungan asam 0,25 mg KOH/g. Jumlah kandungan asam ini tak
tercapai, tingkat perubahan umur minyak trafo dari linier menjadi fungsi eksponensial.
Umur berguna minyak trafo dipotong ½ untuk kenaikan setiap 100 C
beyond 600 C faktor yang lain konstan. Tabel berikut memperlihatkan
periode waktu yang diharapkan pada bermacam-macam suhu operasi untuk mencapai
jumlah kandungan asam kritis. Sementara ANSI/IEEE membuat kriteria untuk kertas
kraft dan untuk isolasi minyak tidak ada petunjuk. Selanjutnya disarankan
pemilik atau operator menjaga kebenaran pikiran : umur maksimum minyak dan
kertas adalah 600 C adalah temperatur maksimum minyak bagian atas
yang diijinkan. Apabila temperatur melebihi 600 C, segera ambil
langkah untuk membenarkan masalah ini. Rugi Listrik
Rugi-rugi I2R konduktor dan rugi inti
yang bertambah dengan naiknya temperatur. Ini merupakan pemborosan energi dalam
bentuk panas.
(c) Polimeric Wire Coating
Untuk beberapa jenis coating polimeric konduktor
temperatur mencapai 1200 C dan lebih tinggi lagi dapat menghasilkan
rugi-rugi dielektrik yang signifikan.
3) Tap Changer
Tap changer adalah alat perubah perbandingan
transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik
(diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-rubah. Tap changer yang
hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan
transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya
dapat dioperasikan manual.
Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan
tap tarnsformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap
Changer” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
Ada dua cara kerja tap changer:
(a) Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.
(b) Mengubah tapa dalam keadaan trafo berbeban (On
Load Tap Changer/OLTC)
Transformator yang terpasang di gardu induk pada
umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo
berbeban dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di
pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer
yang dioperasikan hanya pada saat tenaga beban OLTC terdiri dari:
1. Selector Switch.
2. Diverter Switch, dan
3. Transisi Resistor
Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan
meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam
minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada
beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam
minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi
OLTC kualitasnya akan cepat menurun, tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya
kelainan di dalam OLTC.
4) Alat Pernapasan (Silicagel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator
maupun udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan
tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akam memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila
suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator.
Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan
minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan
menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat
pernapasan, berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis.
5) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi,
maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut:
(a) Indikator suhu minyak
(b) Indikator permukaan minyak
(c) Indikator sistem pendingin
(d) Indikator kedudukan tap
(e) Dan sebagainya
Gambar 11. Alat Pengukur Suhu
c. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas
yang timbul diakibatkan oleh karena:
a. Hubung singkat antar lilitan/dalam phasa.
b. Hubung singkat antar phasa.
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah.
d. Busur api listrik antar laminasi.
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
2. Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane/
Pressure-elief Vent
Alat ini berupa membrane yang dibuat dari
kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki
transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam tangki (yang
akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan
tangki transformator.
3. Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz,
yakni pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.
d. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator
1. Rele Diffrensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di
dalam transformator antara lain, Flash Over antara kumparan atau
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun
beda kumparan.
2. Rele Arus Lebih
Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang
melebihi dan dari arus yang telah diperkenankan lewat dari transformator
tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat.
3. Rele Tangki Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada
hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada transformator.
4. Rele Hubung Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila
terjadi gangguan satu phasa ke tanah.
5. Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan transfor-mator
dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan
arus lebih. Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
6. Minyak Trafo (Transformator Oil)
Fungsi dari Minyak Trafo adalah: Insulator
yaitu menginsolasikan kumparan di dalam trafo supaya tidak terjadi loncatan
bunga api listrik (hubungan pendek) akibat tegangan tinggi. Pendingin
yaitu mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu trafo berbeban lalu
melepaskannya. Melindungi komponen-komponen di dalam trafo terhadap
korosi dan oksidasi.
Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang
diberikan pada lilitan sekunder.
Jadi Pp = Ps atau Up.Ip = Us.Is
Dimana:
Pp = Daya primer dalam watt
Ps = Daya sekunder dalam watt
Up = Tegangan primer dalam volt
Us = Tegangan sekunder dalam volt
Ip = Arus primer dalam amper
Is = Arus sekunder dalam amper
Contoh:
Sebuah trafo daya dihubungkan dengan
tegangan jala-jala 220 V, arus yang mengalir pada lilitan primer 0,2 amper.
Jika tegangan sekundernya 12 V. Hitunglah besarnya arus sekunder.
Penyelesaian:
Up.Ip =
Us.Is 220.0,2 = 12. Is Is = 44/12 Is = 3,66
amper
Adaptor adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC. Rangkaian ini adalah alternatif pengganti dari sumber tegangan DC, misalnya batu baterai dan accumulator. Keuntungan dari adaptor dibanding dengan batu baterai atau accumulator adalah sangat praktis berhubungan dengan ketersediaan tegangan karena adaptor dapat di ambil dari sumber tegangan AC yang ada di rumah, di mana pada jaman sekarang ini setiap rumah sudah menggunakan listrik. Selain itu, adaptor mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas asal ada tegangan AC, tegangan AC ini sudah merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia
BAGIAN-BAGIAN Adaptor sederhana terdiri dari :
1. Bagian input tegangan yang merupakan bagian yang berfungsi
sebagai penghubung sumber tegangan AC dari stop kontak yang ada di dalam rumah.
Bagian ini terdiri dari jack/steker dan kabel input.
Stop Kontak adalah konektor
sumber tegangan AC dari listrik PLN yang digunakan
untuk menyalurkan tegangan pada adaptor melalui kabel input
tegangan
2. Bagian Penurun Tegangan yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan AC 220 Volt menjadi tegangan yang lebih kecil, misalnya 3 volt, 4,5
volt, 6 volt, 7,5 volt, 9 volt, atau 12 volt. Untuk memilih output tegangan ini
digunakan rotary switch/saklar puter/saklar 1 induk 6 anak. Trafo yang
digunakan adalah jenis step down, dapat menggunakan trafo dengan arus 500 mA
(mili Ampere).
Tegangan input sebesar 220V lalu masuk ke tegangan output
trafo
menjadi lebih kecil : 3 V, 4,5 V, dll.
3. Bagian Penyearah, yaitu mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC. Komponen utamanya adalah dioda.
Dioda yang digunakan
berjumlah 4 dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk jembatan dioda atau
bridge dioda.
Bridge Dioda dengan menggunakan 4 Dioda yang dirangkai
sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan tegangan DC (-) dan (+)
Gambar fhisik Trafo
4. Bagian Filter atau penyaring yang berfungsi untuk
menghilangkan tegangan AC yang masih lewat. Efek dari tegangan AC yang lewat
ini adalah munculnya suara dengung. Komponen yang dibutuhkan antara lain IC
penstabil tegangan dan elco
5. Bagian Output Tegangan yang berfungsi sebagi keluaran
tegangan berupa tegangan DC. Besar keluaran tegangan DC ini sesuai dengan
tegangan output pada trafo step down yang diatur oleh rotary switc sesuai yang
diinginkan.
Rangkaian ini sangat sederhana, PCB-nya sangat mudah di cari
di pasaran. Komponen sebagai pelengkap antara lain :
1. Lampu pilot sebagai lampu indikator
yang mana digunakan sebagai kontrol apakah input tegangan sudah masuk atau
belum.
2. Sekring yang berfungsi sebagai
keamanan apabila ada hubung singkat.
3. Saklar on/off yang berfungsi untuk
memutus arus jika sudah tidak dimanfaatkan untuk mengaktifkan rangkaian
elektronika.
type
atau jenis macam adaptor diantaranya :
1. Adaptor DC Converter
Yakni adaptor yang bisa mengubah tegangan DC yang besar jadi tegangan DC
yang kecil. Umpamanya : Dari tegangan 12v jadi tegangan 6v.
2. Adaptor Step Up serta Step Down
Adaptor Step Up yaitu adaptor yang bisa mengubah tegangan AC yang kecil jadi tegangan AC yang besar. Umpamanya : Dari Tegangan 110v jadi tegangan 220v.Adaptor Step Down yaitu adaptor yang bisa mengubah tegangan AC yang besar jadi tegangan AC yang kecil. Umpamanya : Dari tegangan 220v jadi tegangan 110v.
Adaptor Step Up ataupun adaptor Step Down alatnya sama, tinggal bagaimana caranya kita memakainya.
3. Adaptor Inverter
Yakni adaptor yang bisa mengubah tegangan DC yang kecil jadi tegangan AC
dengan ukuran besar. misal : Dari tegangan 12-v DC menjadi 220-v AC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar